Percayalah, sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya

Alkisah, dua malaikat bertamu ke sebuah keluarga kaya. Keluarga itu memiliki rumah yang sangat megah dengan pekarangan yang luas. Ketika kedua malaikat itu meminta izin untuk bermalam di sana, ternyata mereka bersikap kasar dan tidak mengizinkan kedua malaikat itu tidur di ruang tamu. Malaikat itu di tempatkan di kamar belakang yang lebih mirip gudang dengan debu di mana-mana.Kisah yang saya dapatkan dari buku ini benar-benar sangat menggugah sekali. Dari kisah ini kita diajarkan untuk menilai sesuatu bukan berdasarkan penilaian kita sendiri. Ketika apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi, maka kita harus percaya bahwa Allah lebih mengetahui apa yang kita butuhkan dan apa yang terbaik buat kita. Allah maha kuasa atas ciptaan-Nya. Allah bisa mengganti kemudahan dengan kesusahan semudah membalikan tangan.
Ketika mereka hendak tidur, malaikat yang lebih tua melihat dinding kamar itu tampak retak. Ia pun langsung memperbaikinya sehingga retakan itu menjadi tak terlihat. Menyaksikan peristiwa itu, malaikat yang lebih muda bertanya, “Mengapa engkau memperbaiki dinding kamar ini? Bukankah keluarga ini sangat kikir dan memperlakukan kita dengan kasar?” Malaikat yang lebih tua pun menjawab, “Tenanglah! Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya.”
Pada malam berikutnya, kedua malaikat itu bertamu ke rumah seorang petani yang sangat miskin. Setelah berbagi makanan seadanya yang ia miliki, sang petani mempersilahkan keduanya untuk tidur di kamarnya. Keesokan harinya, malaikat menemukan petani dan istrinya sedang menangis tersedu-sedu karena sapi mereka, yang merupakan sumber pendapatan mereka satu-satunya, terbujur kaku. Melihat kesedihan petani itu, malaikat yang lebih muda merasa geram, dan langsung bertanya kepada malaikat yang lebih tua, ”Mengapa kau biarkan hal itu terjadi? Keluarga yang pertama memiliki segalanya, tapi engkau menolong menambalkan dinding kamarnya yang retak. Padahal, mereka sungguh sangat kikir dan kasar kepada kita. Lalu, petani ini dan istrinya yang begitu baik, mengapa engkau biarkan sapi mereka mati?”
Malaikat yang lebih tua menjawab, “Tenanglah! Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya. Ketika kita bermalam di keluarga yang kaya itu, aku melihat ada emas tersimpan di lubang dinding kamar itu. Karena sang tuan rumah begitu tamak dan tidak mau berbagi hartanya dengan orang-orang miskin di sekitarnya, aku pun menutup dinding yang retak agar ia tidak menemukan emas itu. Sementara tadi malam, ketika kita tidur di kamar petani ini, malaikat maut datang untuk mengambil istrinya. Aku pun langsung memberikan sapinya agar malaikat maut tidak mengambil istrinya. Percayalah, sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya.”[1]
Percayalah, sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya. Percayalah, Allah selalu menyayangi hambanya yang bertaqwa. Percayalah, dalam setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Percayalah, Allah mengetahui mana yang baik untuk hambanya.
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah. Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik.[2]
Ketika saya berbagi kisah, semoga kisah itu menjadi penggugah bagi kita semua, khususnya saya. Ketika saya berbagi hikmah ayat Al-Qur'an atau Hadits, semuga hikmah itu bisa menjadi ibrah bagi kita semua, khususnya saya.[3]Semoga Bermanfaat.
Happy Blogging.
*Sumber Gambar https://unsplash.com/
_________________________
[1]. Yadi Saeful Hidayat dalam buku Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat. Halaman 8-10.
[2]. Lagu D'MASIV, Jangan Menyerah.
[3]. Yadi Saeful Hidayat dalam buku Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat. Halaman 167.
Pengen juga di-tamui malaikat di rumah..
ReplyDelete"Kisah yang saya dapatkan dari buku ini benar-benar sangat menggugah sekali." Foto bukunya ada? Hehe
Bisa jadi malaikatnya sering datang, cuma kitanya aja yg ga tau hhe
Deleteada ada