Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sepucuk Hikmah dalam Novel "Lakon Kita Cinta"

Sejak kurang lebih seminggu yang lalu saya membaca sebuah buku karya Bunda Pipiet Senja (begitulah sebagian orang memanggilnya) yang berjudul “Lakon Kita Cinta”. Buku ini tidak sengaja saya temukan di antara tumpukan kitab-kitab yang ada di rak buku. Buku nya kecil mirip buku saku dan berisi sekitar 276 halaman.

Buku ini –lebih tepatnya sebuag novel- menceritakan perjuangan seorang anak bernama Hilmi yang memiliki penyakit bawaan yaitu thallasemia. Penyakit yang menyebabkannya mengharuskan untuk terus-menerus melakukan tranfusi darah. Menurut perhitungan medis, penderita thallasemia “seharusnya” tidak berumur panjang. Namun berbeda dengan sosok Hilmi, yang mampu bertahan hidup dan berumur panjang. Sementara banyak dikisahkan dalam buku tersebut orang-orang yang memiliki penyakit bawaan ini tidak bisa bertahan hidup lama atau berumur pendek saja.

Istiqomah Adininggar (Isti) adalah bundanya Hilmi yang mengalami kenyataan bahwa anaknya memiliki penyakit thallasemia, dan karena ini lah Haris Rajamanik –suaminya- menceraikannya dengan tuduhan istrinya itu selingkuh karena melahirkan anak penderita thallasemia. Berbagai cobaan datang silih berganti mendatangi Isti dan Hilmi, karena setelah perceraian itu Haris menghilang sehingga hanya Isti yang mengurus kebutuhan anaknya sendirian.

Saya cukup terharu membacanya, sesekali saya merenungkan kejadian demi kejadian yang ada dalam novel tersebut. Novel yang menceritakan tentang keperihan hidup yang harus dimaknai atau dilawan. Meskipun saya belum pandai untuk meresensikan sebuah buku atau novel, tapi sebagian kisahnya bisa saya dapatkan hikmahnya. Ini hanya gambaran awal (prolog) dari novel tersebut. Silahkan baca sendiri jika ingin tau keseluruhan alur ceritanya.

Tulisan pendek ini memang tidak bisa mewakili novel itu walaupun hanya sedikit. Namun dari apa yang saya bisa tangkap dalam novel tersebut secara keseluruhan adalah bahwa ada atau tidak nya masalah dalam hidup kita, sebaiknya kita tidak jauh dari Allah. Setiap orang tidak akan bisa lepas dari takdir-Nya. Maka susah maupun senang, turutsertakanlah Allah dalam setiap langkah kita. Bersyukur dan sabar adalah dua poin kunci dalam novel yang berujung kebahagiaan ini. Wallahu’alam.


Happy Blogging.

2 comments for "Sepucuk Hikmah dalam Novel "Lakon Kita Cinta""