#1 tulisan pertama, niat ngata-ngatain!

#mendinggausahdibaca

Anak rumahan adalah satu profesi yang sedang saya tekuni beberapa tahun kebelakangan ini. Kira-kira setelah orang tua saya memutuskan untuk memasukan saya ke pondok pesantren di salah satu kota di Jawa Barat 8 tahun yang lalu. Setelah sebelumnya, saya lebih akrab dengan dunia luar, dunia permainan anak-anak. Yang artinya jarang sekali berada di rumah, kecuali malam hari. Jujur saja, saya tidak suka bermain di malam hari, bukan karena takut, tapi malam hari rumah terasa hangat meskipun cuma menonton Tv.

Salah satu hal yang membuat saya tidak betah di rumah adalah karena saya sering disuruh-suruh. Kali itu saya anak yang paling susah diperintah orang tua belanja, tak jarang saya sering saling lempar perintah dengan adik saya. Karena kita berdua memang kompak dalam hal malas disuruh. Dan pergi bermain adalah obat agar tidak ada pertengakaran dan saling lepar perintah orang tua di rumah. Setidaknya rumah menjadi tempat yang sunyi tanpa penghuni.

Ibu saya orangnya tegas dalam hal kebersihan dan kerapiahan rumah. Ada debu sedikit langsung dilapnya sampai bersih. Sementara saya -mungkin karena saya lelaki dan setiap lelaki terkesan selalu cuek dengan kebersihan dan kerapihannya sendiri- tidak akan membereskan sesuatu kecuali sudah benar-benar kotor atau berantakan. Saya pun sering dimarahi karena ini.

Sekarang, saya jauh dari orang tua. Saya bersyukur, setidaknya ibu saya tidak bisa memarahi saya lagi kecuali hanya lewat WA dan beliau bisa menabung energinya untuk adik saya bilaman dia melakukan kesalahan. Jadinya doublekill kan. Dapet triplekill kalau bapak saya kena marah. Ga mungkin maniac apalagi savage karena kami cuma berempat. :D

Kedepannya, bila saya sudah tinggal serumah lagi, saya kira ibu saya akam tetap sama. Akan jadi orang pertama yang mengomentari kamar dan baju-baju yang bergantung disembarang tempat. Belum lagi jika kerjaan saya cuma tidur. Bisa-bisa diusir dari rumah. Dan semua itu rasanya menyenangkan. Bukan berarti ngerjain orang tua, tapi pasti deh setiap anak rantau rindu masa-masa dimarahi orang tua.

Dewasa ini, rumah memang terasa sangat menyangkan apalagi buat jomblo-jomblo di jalan Allah, cukup sediakan internet dan cemilan, maka rumah adalah segalanya.

Dan saya pikir rumah adalah tempat terindah itu bila tidak ada orang tua di dalamnya, alias hidup sendiri. Kalo ada orang tua mah yaa siap-siap aja bulak-balik ke warung.

NB:
SEBENARNYA, saya ingin mengomentari orang-orang yang hidup nya cuma mikirin diri sendiri, pengennya di kasih, ga pernah mau ngasih, sekalinya ngasih itungan. Juga sama orang-orang yang numpang tidur berhari-hari, tapi gak pernah peka, wifi-an terus kerjaannya bayar engga. Juga sama adek-adek kelas yang merasa kenal lama, udah manggil nama langsung. Ga tau diri banget yaa mereka.

Tapi tenang saja, saya tidak akan ngomong atau marah, nanti juga dia paham sendiri. Dan semoga aja saya ga seperti itu.