Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hobi dan Tanggung Jawab

Siliwangi SC 2018
Sedari kecil saya biasa bermain bola, bukan karena saya lelaki, tapi karena saya terlahir dari bapak yang suka bermain bola, bisa dikatakan turunan dari orang tua dan tentu bermain bola telah menjadi hobi saya. Pernah satu waktu saya yang sedang asyik bermain layang-layang tiba-tiba diajak pergi ke Nagreg untuk bermain bola –tepatnya menonton pertandingan bola antara kampungku yang diundang oleh tim dari Nagreg, dan anehnya saya nekat ikut padahal saya tidak punya uang dan engga minta ijin dulu. Tentu sepulang dari Nagreg saya kena marah orang tua. Tidak jarang saya dimarahi orang tua karena pulang larut sore, sampai melewati adzan maghrib karena makin bola. Tak jarang juga saya berantem dengan teman saya karena bola. Rindu rasanya..

Hobi ini masih saya lakukan sampai sekarang, tapi dengan porsi yang lebih sedikit, sebab dewasa ini hobi tak bisa dilakukan setiap saat. Kebutuhan, tanggung jawab dan tuntutan hidup adalah yang mesti didahulukan.

Saperti halnya belakangan ini, kuliah menjadi prioritas utama. Mulai diberlakukannya absensi dan semakin dekatnya ujian menjadi alasan utama saya memprioritaskan kuliah. Mau tidak mau. Mandi tidak mandi. Meskipun pada kenyataannya banyak hari yang saya lewatkan tanpa perkuliahan, itu karena ada kapentingan lain yang saya pikir harus didahulukan.

Saya mengerti, bahwa setiap orang punya kapentingan pribadi, punya hal yang diprioritaskan, tidak ingin diganggu dengan lain hal yang menghambat fokusnya. Hal ini sangat boleh dan sangat wajar, melihat bahwa setiap orang punya hak atas dirinya sendiri. Maka tidak benar jika kita melarangnya. Hak saya, bila saya ingin fokus belajar, tidak mau terlibat dalam satu organisasi atau memilih mundur dari satu jabatan. Seperti itu bukan?

Oke. Kembali ke hobi. Akhir-akhir ini, saya seperti menemukan gairah masa kecil saya yang gak ada habisnya bermain bola, sampai-sampai saya pernah mencangkul  sepetak tanah di pelataran rumah sampai rata, lalu saya membuat satu gawang dan bila ada waktu luang saya berlatih di situ. Itu dulu, gak mungkin saya lakukan sekarang, karena cita-cita saya sudah berbeda dengan masa kecil dulu yang ingin jadi pemain bola. Memang agak lucu, tapi itulah masa kecil yang jujur apa adanya.

Dalam sebulan terakhir saya telah bermain bola sebanyak enam kali, pagi tadi yang ke enam dan saya tidak kuliah untuk yang ke sekian kalinya, dan saya sangat bersemangat seperti kecil dulu, dan saya tidak menyesal kehilangan absen lagi dan lagi. Yang penting saya main, tidak peduli sehebat apapun saya, hobi memang menyenangkan. Ya kan? Iya dong.

Bagi kami bermain enam kali dalam sebulan itu teramat sering, melihat dari aktivitas utama soal dunia perkuliahan dengan segala bimbelnya. Biasanya dua kali dalam sebulan sudah cukup. 

Makanya tidak jarang teman-teman saya gak ikut main dengan berbagai alasan padahal alasan utamanya cuma satu yaitu hoream. Gitu kan? Wkwk.

Sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih kepada kamu, iya kamu yang lebih mementingkan kapentingan bersama dari pada kapentingan sendiri. Love you pokoknya.

Kembali ke hal yang ingin saya bahas. Bagi saya hobi itu punya tanggung jawab, bukan lagi soal memuaskan diri sendiri, tapi juga memuaskan orang lain. Sebagai contoh, saya hobi bermain bola, di satu waktu tim saya kekurangan orang menjelang pertandingan, sedangkan saya sedang dalam urusan pribadi. Kira-kira, apa yang saya harus lakukan? Meneruskan urusan saya atau meninggalkannya dan bergabung bersama tim?

Mungkin urusan saya yang hanya seorang terhambat, tapi kebahagian tim lebih penting. Kemenangan sendiri tidak ada artinya bila dibandingkan kesenangan bersama.

Iya iya.. saya tau, di waktu mendatang saya akan kemakan omongan sendiri, tapi tentu kita harus paham hal mana yang lebih pantas kita prioritaskan, sekalipun itu menyangkut masa depan kita. Semua indah pada waktunya kok! Iya kan!


Post a Comment for "Hobi dan Tanggung Jawab"