Absenphobia

Disadari atau tidak, setiap orang akan menemukan titik bosannya masing-masing. Hal ini biasa terjadi ketika melakukan satu hal secara terus menerus dalam waktu yang lama. Namun tak jarang, sikap bosan ini muncul ketika kita melakukan satu hal yang baru dan tak kunjung bisa. Apapun keadaanya, sifat ini akan selalu menghantui siapa saja.

Ingin sekali rasanya menghilangkan sifat ini dari diri saya. Melakukan banyak hal dengan penuh semangat dan keikhlasan, menghafal al-qur'an setiap hari, sholat lima waktu di masjid, pergi ke Markaz Lughah (ML) tanpa ada bayang-bayang pulang setelah diabsen jam pertama dan berbagai keinginan lainnya.

Bosan ketika belajar adalah satu hal yang sering menghantui saya. Meskipun berangkat dari rumah, namun hanya kantuk dan pesan-pesan WA yang lebih sering menyibukan saya (kecuali si dia), ditambah ustadz yang dengan sabarnya membiarkan saya berimajinasi di hadapannya. Syukran Ustadz.

Saya percaya bahwa saya bukan satu-satunya mahasiswa (bukan siswa) yang melakukan hal itu. Terbukti dengan seringnya nama Jundi yang muncul di grup WA pas jam belajar, berarti dia pun sering ngacangin ustadz. Tobat Jun.

Dari kebosanan yang lebih sering melanda kebanyakan mahasiswa ML ini, kita mendapat ilham agar pulang lebih cepat. Sama hal nya dengan kebanyakan sekolah atau perguruan tinggi di Indo, ML ini masih mencatat absensi mahasiswa nya untuk menjaga kelas tetap rame. Fungsinya adalah untuk mengukur kelayakan seseorang ikut ujian atau tidak. Maka banyak dari kita yang masuk kelas hanya sampai dipanggil namanya oleh ustadz lalu setelah itu pulang dengan alasannya masing-masing (yang dibuat-buat) kecuali Naufal Openg (pencitraan).

Singkat cerita, alhamdulillah saya mulai menginjak tingkat akhir di ML setelah sebelumnya sempat was-was tidak bisa ikut ujian karena absensi saya sedikit melenceng dari batas kemuliaan. Di tingkat ini saya mulai bermuhasabah diri (bukan pencitraan), setelah sebelumnya dikirimi pesan oleh orang tua "sing soson-soson diajarna a!" (belajar harus sungguh-sungguh kak) dan sebuah pesan bernada candaan "ingat tujuan awal" yang cukup memotivasi, setidaknya hal ini bisa merangsang tumbuhnya semangat.

Jika anda datang ke markaz takut oleh kertas absensi, pulanglah ke rumah anda, jangan pernah datang lagi. ~Ustadz Kamal~

So, semoga penyesalan datang di awal waktu dan mari lupakan mencari-cari selembar kertas absensi jika tidak ada hal yang benar-benar bermanfaat.